Selasa, 25 November 2008

Perbedaan yang selalu ada

Apa perbedaan Chinese Medan(yang sering disebut ChiMed) dengan Chinese lain yang tinggal di Indonesia???

Mungkin pertanyaan itu sering hadir dalam benak Anda,( juga baru saya rasakan sekarang). Mengapa orang Chinese Medan sering dijuluki ChiMed sedangkan orang Chinese di daerah lainnya di Indonesia tidak? Ada jarang mendengarkan ChiRi(Chinese Riau) atau ChiJam(Chinese Jambi) ataupun ChiJak(Chinese Jakarta) bukan???

Sebenarnya jawabannya hanya 1. Orang Chinese Medan sangat tekun dan rajin. Hanya itulah yang membedakan orang Chinese Medan dengan daerah lainnya. Bukan orang Chinese daerah lain tidak tekun dan rajin yah. Tapi 98% deh orang Chinese Medan rajin.

Sebut saja anak kecil. Coba Anda ke Medan, dan tanyakan anak kecil yang bersekolah. Kegiatan mereka apa saja selain sekolah. Yang di jawab pasti adalah sejumlah kegiatan les. Seeorang anak kecil saja, yang mungkin baru menduduki bangku kelas sd maupun smp pasti sudah mempunyai jadwal penuh pasti dalam seminggu bagi mereka. Mungkin yang terutama adalah les sekolah, dan kemudian les bahasa, baru les kesenian. Les sekolah berhubungan dengan pelajaran sekolah, pasti Anda akan menemukan banyak sekali kursus sekolah di daerah Medan (yang terkenal seperti Jhonson, dll). Kalau les bahasa yang paling umum sih, les B.Inggris(hampir semua anak sekolah yang mampu pasti akan dilesin B.Inggris sama orangtuanya. Banyak kursus B.Inggris bertaburan di Medan seperti Logo, EF,Australian, dll), kemudian baru B.Mandarin 汉语. Orang Medan itu sendiri dalam kesehariannya sudah berkomunikasi dalam bahasa Hokien Medan, dan bagi orangtua yang bisa B.Mandarin, sedari kecil, anaknya pasti sudah diajarin berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Tidak mengherankan setidaknya orang Chinese Medan sudah menguasai empat bahasa sebelumnya. Indonesia, Inggris, Mandarin dan Hokien. Kemudian les kesenian, seperti les balet, piano,vokal,menggambar, dll. Option ketiga ini persentasenya tidak sebesar yang pertama dan kedua. Karena hal ini kadang tergantung orangtuanya juga, apabila orangtuanya tidak begitu mengerti tentang kesenian, biasanya anaknya tidak diberi kursus kesenian ini. Nah, ada juga satu tempat les lagi yang menjadi favorit bagi orang Medan,(tidak pasti juga sih..) kursus Aritmatika.

Seorang anak kecil orang Chinese Medan saja sudah memiliki begitu banyak kelebihan, apalagi dengan orang dewasanya?? Orang Medan terkenal dengan keuletan mereka. Sebenarnya begini, Orang Medan pintar memutar otak. Apabila toko bisa dibuka jam 6 dan sudah banyak pelanggan yang datang, kenapa harus dibuka jam 8?? Oleh karena itu, orang Medan keliatannya gila bekerja. Sebenarnya bukan. Orang Medan hanya ingin menerapkan prinsip ekonomi. “Dengan pengeluaran yang seminim mungkin, diusahakan mendapatkan keuntungan yang maksimal.” Memang kadang, dengan hal ini pasti ada dampak buruknya. Mungkin terlebih kepada Karyawan yang bekerja pada mereka. Karena karyawan dituntut untuk bekerja maksimal bagi majikan. Hal ini juga ada penyebabnya. Orang Medan banyakan adalah pengusaha, sebenarnya mereka bekerja untuk diri mereka sendiri, untuk keluarga mereka. Dan pada saat hal ini berkembang ke suatu perusahaan, orang Medan jadi tidak berpengalaman bergaul dengan orang luar, dalam hal ini karyawan mereka. Oleh sebab itu, kadang majikan orang Medan dicap terlalu diktaktor dan menuntut yang lebih kepada karyawan. Sebenarnya cara pikir orang Medan sederhana, mereka hanya mau mendapatkan keuntungan yang semaksimal buat mereka sendiri. Jadi, Anda yang bekerja dengan majikan ataupun bos orang Medan akan sudah dianggap seperti keluarga sendiri dan dituntut untuk berpikir keras bagaimana caranya mendapatkan keuntungan maksimal untuk keluarga itu sendiri. Di saat Anda tidak mampu berlaku seperti itu (ataupun tidak sesuai dengan karakter dan pemikiran Anda) Anda akan selalu didorong oleh majikan ataupun bos Anda untuk bersikap lebih dan bekerja lebih, karena Anda sudah dianggap keluarga dan berkewajiban untuk ikut meajukan perusahaan. Ikut berperan aktif dalam kegiatan perusahaan. Dan disebabkan oleh hal ini, Orang Medan akan disalahkan karena bersikap diktaktor dan akhirnya seperti sekarang ini. Orang Medan dicap ChiMed sampai sekarang ini.

Saya sendiri tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Karena saya sadar, saya sendiri orang Medan. Sampai pada keadaan dimana semua menuntut saya untuk berpikir, apakah salah saya adalah seorang Chinese Medan. Mengapa hanya dengan hal sekecil, seperti suatu permainan saja sampai harus membawa nama ChiMed?? Saya bangga jadi orang Medan. Jujur saya mengatakan itu. Iya!! Dan saya sangat berterima kasih kepada orangtua saya yang termasuk ke tipe 1 dan 2 tadi. Memberikan saya les, kursus sekolah dan kursus bahasa. Sampai saat ini, disini, saya masih dianggap pinter karena memiliki kemampuan menguasai berbagai bahasa tadi (Indonesia, Inggris, Mandarin dan Hokien). Awalnya saya tidak merasa bangga dengan kemampuan saya tersebut. Di Medan Anda tidaklah dianggap pinter karena menguasai keemapat bahasa tadi (sombong... iya..). Tapi serius... Di Medan, Anda dengan mudah dapat menemukan seorang anak kecil yang sudah pintar ngomong B.Mandarin dan B.Inggris, bahkan seoarang bayi aja sudah bisa berbahasa Inggris(walaupun hanya sekedar good morning and good night kepada orangtuanya). Hal ini dikarenakan, semenjak umur 4tahun, anak tersebut sudah dimasukkan ke playgroup.

Jadi, apa salahnya seorang ChiMed?? Mereka hanyalah sekelompok orang yang selalu tekun, rajin dan serius dalam mengerjakan sesuatu hal, sehingga semua keinginan mereka tercapai. Mereka hanyalah orang-orang yang kurang bisa bergaul dengan orang sekitar, yang kemudian tanpa disadari sudah menyakiti orang lain. Jadi maafkanlah kami, Orang-Orang Medan, yang sering Anda sebut ChiMed. Karena kami juga manusia yang bertahan hidup dalam dunia ini. Kami juga memiliki mimpi yang sama dengan Anda. KAMI JUGA ANDA...

Tidak ada komentar: